Featured Video

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Monday, May 9, 2011

Resume buku Sirah

Tujuan mengkaji Sirah Nabawiyah bukan sekedar untuk mengetahui peristiwa-peristiwa sejarah yang mengungkapkan kisah-kisah dan kasus yang menarik.Tujuan mengkaji Sirah Nabawiyah ialah agar setiap muslimmeperoleh gambaran tentang hakikat islam secara paripurna,yang tercermin di dalam kehidupan Nabi saw,sesudah ia difahami secara konsepsional sebagai prinsip,kaidah dan Hukum. Dalam tulisan ini, saya akan membahas tentang: Kondisi negri arab sebelum lahirnya Nabi,kelahiran Nabi dan Nasab Nabi,masa muda Nabi, dan masa Nubuwah Nabi atau diangkatnya Muhammad saw sebagai Rasul.
Kondisi bangsa arab sebelum lahirnya Nabi
Di jazirah Arabia, bangsa arab hidup dengan tenang , jauh dari bentuk keguncangan yg ada di Negara adidaya pada masa itu,seperti; Persia,romawi,yunani,dan India. Mereka tidak memiliki kemewahan dan peradaban Persia,yang memungkinkan mereka kreatif dan pandai menciptakan kemerosotan-kemerosotan,filsafat keserbabolehan dan kebejatan moral yang dikemas dalam bentuk agama. Mereka juga tidak memiliki kekuatan militer Romawi, yg mendorong mereka melakukan ekspansi ke negera-negara tetangga. Mereka tidak memiliki kemegahan filisofis dan dialektika yunani, yang menjerat mereka menjadi mangsa mitos dan khurafat.
Karakteristik mereka seperti bahan baku yang belum diolah dengan bahan lain; masih menampakan fitrah kemanusiaan dan kecenderungan yang sehat dan kuat,serta cenderung kepada kemanusiaan yg mulia, seperti setia,penolong,dermawan, rasa harga diri dan kesucian.
Hanya saja, mereka tidak memiliki ma’rifat (pengetahuan) yang akan mengungkapkan jalan ke arah itu. Karna mereka hidup di dalam kegelapan,kebodohan dan alam fitrah yang perama akibatnya, mereka sesat jalan,tidak menemukan nilai-nilai kemanusiaan tersebut.
Kemudian mereka membunuh anak dengan dalih kemuliaan dan kesucian; memusnahkan harta kekayaan dengan alas an kedermawanan; dan membangkitkan peperangan diantara mereka dengan alasan harga diri dan kepahlawanan.
Kondisi inilah yg diungkapkan oleh allah dengan dhalal ketika mensifati dengan firman-Nya:
وان كنتم من قبله لمن الضا لين
“Dan kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat” (al-baqarah: 198)
Suatu sifat, apabila dinisbatkan kepada kondisi umat-umat lain pada waktu itu, lebih banyak menunjukan kepada i’tidzar (excuse) daripada kecaman, celaan dan hinaan kepada mereka. Ini dikarenakan umat-umat lain tersebut melakukan penyimpangan-penyimpangan terbesar dengan “bimbingan” sorot peradaban,pengetahuan dan kebudayaan Mereka terjerembap kedalam kubang kerusakan dengan penuh kesadaran, perencanaan dan pemikiran.
Di sampan itu,jazirah arab secara geografis terletak diantara umat-umat yg sedang dilanda pergolakan.
Bila diperhatikan sekarang, seperti dikatakan ustadz Muhammad Mubarak, maka akan diketahui betapa jazirah Arab terletak diantara dua peradaban. Pertama, peradaban barat materialistis yg telah menyajikan suatu bentuk kemanusiaan yg tidak utuh. kedua, peradaban spiritual penuh dengan khayalan di ujung timur, seperti umat-umat yg hidup di India,China,dan sekitarnya.5)
Jika kita telah ketahui kondisi bangsa Arab di jazirah Arab sebelum islam dan kondisi umat-umat lain disekitarnya, maka dengan mudah kita dapat menjelaskan hikmah ilahiyah yg telah berkenan menentukan jazirah Arabia sebagai tempat keahiran Rasulullah saw dan kerasulannya, dan mengapa bangsa Arab ditunjuk sebagai perintis yg membawa cahaya da’wah kepada dunia menuju agama Islam yg memerintahkan seluruh manusia di Dunia ini agar menyambah allah semata
Jadi bukan seperti dikatakan oleh sebagian orang yang karena memiliki agama bathil dan peradaban palsu,sulit diluruskan dan yang mereka lakukan, dan anggapan mereka sebagai sesuatu yg benar. Sedangkan orang-orang yang masih hidup “di masa pencarian” merreka tidak akan mengingkari kebodohannya dan tidak akan membanggakan peradaban dan kebudayaan yang tidak dimilikinya.
Selagi kita hendak membicarakan masalah kekuasaan di kalangan Bangsa Arab sebelum Islam, berarti kita harus membuat miniatur sejarah pemerintahan, imarah (keemiratan),
agama dan kepercayaan di kalangan Bangsa Arab, agar lebih mudah bagi kita untuk
memahami kondisi yang tengah bergejolak saat kemunculan Islam.
Para penguasa jazirah tatkala terbitnya matahari Islam, bisa dibagi menjadi dua
kelompok:

Raja-raja yang mempunyai mahkota, tetapi pada hakikatnya mereka tidak memiliki
independensi dan berdiri sendiri
Para pemimpin dan pemuka kabilah atau suku, yang memiliki kekuasaan dan hak-hak
istimewa seperti kekuasaan para raja. Mayoritas di antara mereka memiliki independensi.
Bahkan boleh jadi sebagian diantara mereka mempunyai subordinasi layaknya seorang
raja yang mengenakan mahkota. Raja-raja yang memiliki mahkota adalah raja-raja Yaman, raja-raja kawasan Syam, Ghassan dan Hirah. Sedangkan penguasa-penguasa lainnya di jazirah Arab tidak memiliki
mahkota.
Kekuasaan di seluruh negeri Arab
Sebenarnya, setiap kabilah-kabilah tersebut memiliki para pemuka yang mereka angkat
sebagai pemimpin kabilah, begitu juga kabilah ibarat pemerintah mini yang landasan
berpijaknya adalah kesatuan ras dan kepentingan yang saling menguntungkan dalam
menjaga secara bersama tanah air dan membendung serangan lawan.

Posisi para pemuka kabilah tersebut di tengah pengikutnya tak ubahnya seperti posisi para raja. Jadi, setiap kabilah selalu tunduk kepada pendapat pemimpinnya baik dalam kondisi damai ataupun perang dan tidak ada yang berani membantahnya. Kekuasaannya dalam memimpin dan memberikan pendapat bak seorang diktator yang kuat sehingga bila ada sebagian yang marah maka beribu-ribu pedang berkilatan lah yang bermain dan ketika itu tak seorang pun yang bertanya kenapa hal itu terjadi. Anehnya, karena persaingan dalam memperebutkan kepemimpinan terjadi diantara sesama keturunan satu paman sendiri kadang membuat mereka sedikit bermuka dua alias over acting dihadapan orang banyak.

Hal itu tampak dalam prilaku-prilaku dalam berderma, menjamu tamu, menyumbang, berlemah lembut, menonjolkan keberanian dan menolong orang lain yang mereka lakukan semata-mata agar mendapatkan pujian dari orang, khususnya lagi para penyair yang merangkap penyambung lidah kabilah pada masa itu. Disamping itu, mereka lakukan juga, agar derajat mereka lebih tinggi dari para pesaingnya.

Kondisi Politik
Setelah.kami jelaskan tentang para penguasa di negeri Arab, maka akan kami jelaskan
sedikit gambaran tentang kondisi politik yang mereka alami. Tiga wilayah yang letaknya
berdampingan dengan negeri asing, kondisinya sangat lemah dan tidak pernah berubah
positif. Mereka dikelompokkan kepada golongan tuan-tuan atau para budak, para
penguasa atau rakyat. Para tuan-tuan, terutama bila mereka orang asing, memiliki seluruh kambing sedangkan para budak, sebaliknya yaitu mereka semua wajib membayar upeti.
AGAMA BANGSA ARAB
Mayoritas Bangsa Arab masih mengikuti dakwah Nabi Ismail 'alaihissalam dan menganut
agama yang dibawanya. Beliau meneruskan dakwah ayahnya, Ibrahim 'alaihissalam, yaitu menyembah Allah dan mentauhidkanNya. Untuk beberapa lama mereka akhirnya mulai lupa banyak hal tentang apa yang pernah diajarkan kepada mereka.

Sekalipun begitu, tauhid dan beberapa syiar agama Ibrahim masih tersisa pada mereka, hingga munculnya Amru bin Luhai, pemimpin Bani Khuza'ah. Dia tumbuh sebagai orang yang dikenal suka berbuat kebajikan, bershadaqah dan respek terhadap urusan-urusan agama, sehingga semua orang mencintainya dan hampir-hampir mereka menganggapnya sebagai salah seorang ulama besar dan wali yang disegani. Kemudian dia mengadakan perjalanan ke Syam. Disana dia melihat penduduk Syam yang menyembah berhala dan menganggap hal itu sebagai sesuatu yang baik serta benar. Sebab menurutnya, Syam adalah tempat para rasul dan kitab. Maka dia pulang sambil membawa Hubal dan meletakkannya di dalam ka'bah. Setelah itu dia mengajak penduduk Mekkah untuk menjadikan sekutu bagi Allah.

Orang-orang Hijaz pun banyak yang mengiktui penduduk Mekkah karena mereka dianggap sebagai pengawas Ka'bah dan penduduk tanah suci. Berhala yang paling dahulu mereka sembah adalah Manat, yang ditempatkan di Musyallal di tepi laut Merah dekat Qudaid. Kemudian mereka membuat Lata di Thaif dan Uzza di lembah kurma (wadi nakhlah).

Ketiga berhala tersebut merupakan yang paling besarnya.
Setelah itu kemusyrikan semakin merebak dan berhala-berhala yang lebih kecil bertebaran di setiap tempat di Hijaz.

Mereka mengelilingi berhala dan mendatanginya, berkomat-kamit di hadapannya,
meminta pertolongan tatkala menghadapi kesulitan, berdoa untuk memenuhi kebutuhan, dengan penuh keyakinan bahwa berhala-berhala itu bisa memberikan syafa'at di sisi Allah dan mewujudkan apa yang mereka kehendaki.
Mereka menunaikan haji dan thawaf di sekeliling berhala, merunduk dan sujud di
hadapannya.

Mereka bertaqarrub kepada berhala mereka dengan berbagai bentuk taqarrub/ibadah;
mereka menyembelih dan berkorban untuknya dan dengan namanya.
Dua jenis penyembelihan ini telah disebutkan Allah di dalam firmanNya :
"…Dan apa yang disembelih untuk berhala…." (al-Maidah: 3)
"Dan jagnanlah kalian memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika
menyembelihnya". (Al-An'am: 121).
Orang-orang Arab juga mengundi nasib dengan sesuatu yang disebut al-azlam atau anak
panah yang tidak ada bulunya. Tak beda jauh dengan hal ini adalah perjudian dan undian. Mereka membagi-bagikan daging unta yang mereka sembelih berdasarkan undian tersebut.
Mereka juga percaya kepada perkataan peramal, dukun (para normal) dan ahli nujum
(astrolog). Di kalangan mereka juga beredar kepercayaan ath-Thiyarah yaitu merasa nasib sial atau meramal nasib buruk (karena melihat burung, binatang lainnya atau apa saja).

Kondisi Sosial

Terdapat beragam klasifikasi dalam tatanan masyarakat Arab dimana antar satu dengan
lainnya, kondisinya berbeda-beda. Hubungan seorang laki-laki dengan keluarganya di
lapisan kaum bangsawan mendapatkan kedudukan yang amat terpandang dan tinggi,
kemerdekaan berkehendak dan pendapat yang mesti didengar mendapatkan porsi
terbesar. Hubungan ini selalu dihormati dan dijaga sekalipun dengan pedang yang
terhunus dan darah yang tertumpah. Seorang laki-laki yang ingin dipuji karena kemurahan hati dan keberaniannya di mata orang Arab, maka hendaklah waktunya yang banyak hanya dipergunakan untuk berbicara dengan wanita. Jika seorang wanita menghendaki, dia dapat mengumpulkan suku-suku untuk kepentingan perdamaian, namun juga dapat menyulut api peperangan diantara mereka. Meskipun demikian, tak dapat disangkal lagi bahwa seorang laki-laki adalah kepala keluarga dan yang menentukan sikap didalamnya. Hubungan antara laki-laki dan wanita yang berlangsung melalui akad nikah dan diawasi oleh para walinya (wanita). Seorang wanita tidak memiliki hak untuk menggurui

Nasabnya Nabi SallaLlahu ‘alaihi Wasallatn, keputeraannya dan penyusuannya.

Adapun nasabnya SallaLlahu ‘alaihi Wasallam, ialah; Muhammad bin ‘Abdullah bin ‘Abdul
Mutalib, ‘Abdul Mutalib dipanggil dengan nama Syaibah A1-Hamd. bin Hashim bin ‘Abdul Manaf, nama ‘Abdul Manaf ialah Al Mughirah bin Khusai, dinamakan Zaidan bin Khilab bin Mur rah bin Ka’ab bin Luai bin Ghalif bin Fihri bin Malik bin Nadri bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Mu’ad bin Adnan. Setakat itulah sahaja apa yang telah disepakati mengenai Nabi SallaLlahu ‘alaihi Wasallam.

Adapun yang ke atas dan itu ada bersalahan pendapat, yang payah hendak dipegang. Tetapi tidaldah ada sebarang khilaf atau bersalahan pendapat mengenai Adnan itu adalah di antara anak cucu Nabi Ismail ‘alaihissalam anak kepada Ibrahim ‘alaihissalam dan Allah telah memilihnya dan sebaik—baik khabilah dan suku, tidak pernah diresapkan sesuatu daripada kecemaran jahiliyyah kepada sesuatu dari nasabnya.
Diriwayatkan oleh Muslim dengan sanadnya, Sabda RasuluLlah SallaLlahu ‘alailii Wasallam.
“Sesungguhnya Allah telah memilih Kinanah di antara anak-anak Ismail, dan dipilihnya Quraisy
dan Kinanah, dan dipiihnya Hashim dan Quraisy dan dipiihnya saya dari Bani Hashim”.
Baginda dilahirkan pada Tahun Gajah, iaitu tahun di mana Abrahah Al Asyram telah melanggar
masuk ke kota Makkah dalam rangka percubaannya hendak menawan dan memusnahkan Al-Ka’bah. Namun demikian percubaannya tadi telah menemui kegagalan yang amat pahit di mana Allah Subhanahu Wata’ala telah mengutuskan sekumpulan Burung-burung Ababil mencedera dan memusnahkan angkatannya itu. Kejadian ini telah diterangkan di dalam Al-Qur’an dengan jelas sekali. Mengikut pendapat yang paling hampir dengan kenyataan, baginda telah dilahirkan pada hari Isnin tanggal 12 (dua belas) haribulan Rabi’ul Awal.
Baginda adalah yatim ketika dilahirkan. Ayahandanya wafat ketika baginda baru dua bulan dalam kandungan ibunya. Setelah lahir baginda dipelihara oleh datuknya ‘Abdul Muttalib yang kemudian disusukan kepada seorang perempuan dari puak Sa’d Bakr yang bernama Halimah binti Abi Zuwaib. Ini adalah mengikut adat resam orang—orang ‘Arab di kala itu.
Ahli sirah telah sebulat suara mengatakan bahawa kampung Bani Sa’d ketika itu mengalami
kemarau yang teruk. Sesampai sahaja Muhammad SallaLlahu ‘alaihi Wasallam ke rumah Halimah dan menyusu darinya ketika itu juga keadaan pun berubah. Kampung yang dulunya kering tandus mulai menghijau, kambing ternakan yang dahulu kelaparan kini bila kembali dan ladang ternakan kelihatan riang dan uncang—uncang susunya penuh dengan susu.
Mengikut apa yang diriwayatkan oleh Muslim (salah Seorang Imam Hadith Nabi) bahawa
RasuluLlah telah dibedah perutnya semasa bersama Bani Sa’d. Ketika itu baginda baru berusia lima tahun. Selepas itu dihantar kembali ke pangkuan ibunya.
Bondanya telah wafat ketika baginda berusia enam tahun. Ini membawa baginda menjadi seorang yatim piatu. Dengan itu maka datuknya pula yang mengambil peranan mendidik RasulULlah SallaLlahu ‘alaihi Wasallam tetapi tidak berapa lama datuknya pula berpindah ke alam baqa’. Masa itu baginda berusia lapan tahun dan dipelihara oleh bapa saudaranya pula Abu Talib.
Dengan segala apa yang berlaku di peringkat ini bolehlah kita mengambil beberapa kesimpulan
pengajaran dan peng’ik tibaran:
1. Mengenai nasab keturunan baginda SallaLlahu ‘alaihi Wasallam seperti yang telah kami jelaskan, kedapatan beberapa dalil yang jelas yang menunjukkan bahawa dalam semua bangsa manusia, bangsa ‘Arab yang telah dipiih oleh Allah, dalam semua bangsa ‘Arab, qabilah atau suku Quraisy pula dipiihnya, dalilnya itu jelas kedapatan dalam hadith riwayat Muslim seperti yang telah kami sebutkan, malah banyak lagi hadith yang sama maksudnya, antaranya ialah hadith riwayat Tirmizi:
(Bahawa Baginda SallaLlahu ‘alaihi Wasallam berdiri di atas minbar lantas berkata: “Siapakah saya ini Para sahabat menjawab: “Engkau utusan Allah, selamat atas engkau “. Ujar Baginda lagi: “Saya Muhammad anak Abdullah anak Abdul Muttalib, sesungguhnya Allah telah jadikan makhluq (manusia), kemudian Ia jadikan mereka dua golongan, maka ia jadikan saya dalam golongan mereka yang paling baik, kemudian Ia jadikan mereka beberapa qabilah, maka Ia jadikan dalam qabilah mereka yang paling balk, kemudian Ia jadikan beberapa rumah
(rumahtangga) maka Ia jadikan saya dalam rumah yang paling baik, dan saya adalah orang yang paling baik di antara mereka”.) Tirmizi: J. 9. H. 236. Kitabul Muflaqib.

Dan ketahuilah bahawa konsep kasih kepada Rasul SallaLalahu ‘alaihi Wasallam, ialah kasih
kepada kaum yang dalam kalangan mereka lahirnya Rasul SallaLlahu ‘alaihi Wasallam, juga kasih kepada qabilah yang dalam kalangan mereka diputerakan Baginda. Ini bukan kerana fanatik kepada orang—orang bangsa itu, tetapi adalah kerana semata mata hakikat, kerana pada hakikatnya bangsa ‘Arab Quraisy itu telah mendapat kemuliaan dan penghormatan di sebabkan hubungan mereka dengan Rasul SallaLlahu ‘alai hi Wasallam, dan ini tidak boleh disangkal sama sekali.
Namun demikian, tidakjuga boleh dinafikan bahawa adanya keburukan pada orang-orang ‘Arab
atau orang Quraisy itu kerana penyimpangan mereka dan jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala atau
menyeleweng dan garis-garis panduan yang telah dipilih oleh Allah untuk hamba-hambanya, kerana penyimpangan dan pemesungan dan garis panduan tersebut bererti tersingkir terputus dan hubungan dengan Rasul SallaLlahu ‘alaihi Wasallam.
2. Muhammad SallaLlahu ‘alaihi Wasallam dilahjrkan dengan keadaan yatim piatu. Sesudah ttu datuknya pula meninggal. Penstiwa ini menyebabkan RasuluLlah hidup di peringkat kecilnya tanpa mendapat kasih sayang dan ibu dan jagaan serta perhatian yang sewajar dari bapa. Kesemuanya ini bukan berlaku secara kebetulan sahaja tetapi segala-galanya ini adalah mengikut apa yang telah digariskan oleh Allah Subhanahu Wata’ala untuk masa depan RasuluLlah SallaLlahu ‘alaihi Wasallam dan ini adalah sebahagian dan hikmat Ilahi, agar tidak sesiapa pun menaruh sangkaan buruk bahawa seruan Nabi Muhammad ini adalah dan ilham dan latihan ibunya semasa menyusu ataupun hasil dan tunjuk ajar dan
bapa dan neneknya kerana neneknya ‘Abdul Muttalib adalah manusia yang terkemuka di kalangan kaumnya, lebih-lebih lagi soal pembekalan makanan dan minuman untuk jama’ ah haji adalah di bawah kelolaan dan tanggungjawabnya.
Sudah menjadi adat dan resam alam, datuk atau bapa akan menurunkan warisan kepada cucu atau anak di bawah jagaan mereka.
Tetapi suratan Ilahi tidak membiarkan kesempatan kepada mereka yang engkar dan bertujuan
jahat, kerana RasuluLlah SallaLlahu ‘alaihi Wasallam telah dibesarkan dan dipe lihara jauh dan jagaan dan peliharaan ibu bapa. Demikian juga di masa baginda masih bayi. Sebagai satu lagi hikmat Ilahi Baginda telah dikirimkan ke kampung di bawah peliharaan Bani Sa’diah. Selepas datuknya meninggal dunia maka tanggungjawab memelihara terserah kepada bapa saudaranya pula, Abu Talib. (Umur ‘Abdul Mutalib pun tidak panjang buat memelihara RasuluLlah SallaLlahu ‘alaihi Wasallam). Datuknya sempat memikul tanggung jawab itu hanya buat masa tiga tahun sahaja.
Sebagai kesimpulan kepada hikmat Ilahi tadi, disudahi dengan penolakan dan keengganan Abu
Talib menerima dan memeluk agama Islam, agar tidak disyaki orang lagi bahawa Abu Talib sedikit sebanyak memain peranan penting dalam usaha mengasuh RasuluLlah SallaLlahu ‘alaihi Wasallam ke arah da’wahnya itu kerana semuanya ini me rupakan plot perkembangan yang berjangkit antara satu sama lain yang membawa kedudukan dalam puak kepada kedudukan di dalam kaum dan seterusnya kepada penganjuran yang lebih luas dan pangkat kedudukan yang Iebih tinggi.

Masa Muda Nabi

1. Mengikut apa yang diceritakan oleh ahli sirah (sejarah hidup Nabi) bahawa rumah dan perkampungan Halimah Al Sa’diyyah telah dilanda kemarau yang dahsyat tetapi kedatangan Nabi Muhammad SallaLlahu ‘alaihi Wasallam telah merombak segala-galanya. Tanaman kembali subur menghijau, biribiri dan unta yang kurus kering dengan hanya kulit yang melekat di tulang-tulang berubah menjadi binatang yang sihat dan gemuk berlemak. Kesemuanya ini menunjukkan kedudukan martabat RasuluLlah SallaLlahu ‘alaibi Wasallam di sisi ALlah semasa baginda masih bayi lagi. Sebagai contoh penganugerahan Ilahi yang nyata kepada Nabi Muhammad SallaLlahu ‘alaihi Wasallam ialah pengurniaan dan limpahan rahmat kepada Halimah Al Sa’diyyah yang telah memelihara baginda. Ini tidaklah menjadi suatu perkara yang pelik dan ganjil. Tidakkah pernah kita meminta supaya Tuhan menurunkan hujan di musim kemarau dengan berkat para salihin dan berkat keluarga RasuluLlah SallaLlahu ‘alaihi Wasallam agar do’a dan permintaan kita itu dikabulkan Tuhan dan bagaimana pula kalau satu tempat itu RasuluLlah SallaL lahu ‘alaihi Wasallam sendiri berada di dalamnya, maka perkampungan tadi sudah sewajarnya menerima ganjaran dan rahmat Ilahi yang telah sanggup menerima, memelihara dan menyusu RasuluLlah. Kehijauan rumput dan tanah menyubur adalah berkat Baginda RasuluLlah yang lebih berkesan daripada hujan.

Kalaulah sebab-musabab itu di tangan Tuhan, maka sudah sewajarnyä RasuluLlah SallaLlahu
‘alaihi Wasallam mendahului segala sebab-musabab dan limpah kumiaNya. Lebih jelas lagi RasuluLlah ini adalah rahmat Allah untuk manusia sejagat. Tegasnya Allah sendiri telah menyebut di dalam Al- Qur’an:
( وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ ( 107
Yang bermaksud:
“Dan tidak Kami utuskan engkau (Muhammad) melainkan sebagai rahmat untuk ‘alam sejagat”.
(Surah Al-Anbiya’ 21: 107)
2. Peristiwa pembedahan perut RasuluLlah SallaLlahu ‘alaihi Wasallam semasa Baginda tinggal bersama Halimah Al Sa’diyyah merupakan salah satu tanda keNabian dan tanda pemiihan Tuhan terhadapnya untuk sesuatu yang mulia.
Peristiwa ini telah diperihalkan dengan betul dan benar melalui beberapaorang sahabat. Antaranya Anas bin Malik (RadiyaLlahu’anh) Perihalnya terdapat dalam kitab Hadith Muslim yang bermaksud:
Sesungguhnya RasuluLlah SallaLlahu ‘alaihi Wasallam telah didatangi Jibril ketika Baginda
sedang bermain-main dengan sekumpulan kanak-kanak. Jibril ‘alaihi sallam telah merebahkan
dan membelah betul-betul dengan hati dan mengeluarkannya kemudian dikeluarkan seketul darah
sambil berkata, inilah sasaran syaitan ke hati engkau. Lepas itu dibasuhnya di dalam tas dan
emas dengan air zam-zam barulah dimasukkah semula ke tempat asalnya dan kanak-kanak yang
lain berkejaran la menemul ibu penyusunya Halimah melaung laung; Muhammad telah dibunuh
dan mereka semua meluru ke arab Nabi Muhammad dan didapati pucat lesu.

Dalam usia dua betas tahun bapa saudara Baginda Abu Talib membawa bersama-samanya ke Negeri Syam (Syria). Ketika mereka sampai di suatu tempat yang dikenali dengan
“Basra”, mereka telah bertemu dengan seorang paderi yang bernama “Buhaira”, seorang yang bijak mengenai Kitab Injil dan agama Nasrani (Kristian). memerhati Nabi Muhammad SallaLlahu ‘alaihi Wasailam kemudian bertanya kepada Abi Talib, katanya: “Budak ini anak tuan hambakah? Lantas dijawab oleh Abi Talib; Kenapa tidak! Ya, budak ini anakku. Oleh kerana Abu Talib terlalu kasih dan sayang kepada RasuluLlah sejak dahulu lagi maka beliau menyebut-nyebut baginda sebagai anaknya.
Kemudian Buhaira menegaskan; “Bapa budak ini tidak mungkin masih hidup.” Abu Talib menjawab;
“Sebenarnya budak ini anak saudaraku, bapanya meninggal ketika ia masih dalam perut ibunya”. Paderi tadi menambah; “Memang benar apa yang engkau ceritakan kerana segala—galanya tercatat dalam Injil dan di sini ingin saya memberi nasihat iaitu supaya segeralah engkau membawanya pulang sebab kalaulah ternampak oleh orang-orang Yahudi mereka akan mengancam nyawanya kerana anak saudaramu ini di masa muka nanti akan membawa suatu perkara besar dan agung.” Maka Abu Talib pun segeralah pulang ke Mekah bersama RasuluLlah SallaLlahu‘alaihi Wasallam.
Selepas itu RasuluLlah SallaLlahu ‘alaihi Wasallam mula memasuki gerbang kedewasaan dan
keremajaan. Bagmda mula bertungkus-lumus dan menyingsing lengan mencari rezeki halal, seharian menternak kambing. RasuluLlah SallaLlahi ‘alaihi Wasallam menceritakan:yang bererti
“Dahulu pernah aku menternak kambing penduduk Makkah dengan upahnya beberapa Karat sahaja.
“masing riwayat, cuma Tirmizi saja yang menghuraikan riwayat ini secara panjang, mungkin beiau
melalui sanad-sanad yang mudah difaham, beliau berkata: bahawa riwayat ini adalah “Hadits Hasan Gharib” tidak kita ketahuinya melainkan dengan cara ini”. Mengenai riwayat ini kata Abdul Rahman Bin Ghazwan dalam “Al-Mizan”:“Dalam riwayat ini ada beberapa perkara yang boleh ditolak, Malik telah menolak cerita dan Yunus Bin lshaq bahawa di masa dalam perjalanan ke Syam bersama Abu Talib, baginda Nabi sudah hampir baligh” Kata Ibnu Saiyidun-Nas pula dalam “Al Matan”: ada sesuatu yang boleh di tolak” (Rujuk” ‘Uyunul-Atsar” 1/43.) tetapi yang menjadi ganjil ialah Syeikh Nasir al-Din Al-Albarn yang berkata mengenai ini dalam Fiqhus-Sirah karangan Al-Ghazali: bahawa sanad-sanad riwayat ini adalah sahih Riwayat A1-Bukhari.
Allah telah mengawal dan mengawasi zaman keremajaan RasuluLlah SallaLlahu ‘alathi
Wasallam. Oleh itu Baginda tidak pemah menyeleweng seperti pemuda-pemuda lain dan berhubung dengan hal ini Bagmda sendiri telah menceritakan kepada kita mathumnya:
Fiqh Al-Sirah 1
28
“Aku tidak pernah teringat hendak melakukan seperti mana yang dilakukan oleh sebahagian besar orang-orang jahiliyyah, kecuali dua kali tetapi dielak dan dijauhkan oleh Allah Subhanahu wata ‘ala. Lepas itu aku tak ingat ingat lagi hinggalah aku diutuskan. Di suatu ketika aku sedang berternak dengan seorang pemuda lain di mana aku telah meminta beiau agar tolong melihatkan (menjaga) kambing ternakanku sementara aku hendak pergi melihat-lihat di kota Makkah. Pemuda itu sanggup menunaikan harapanku itu dan aku pun keluar sehingga akhirnya sampailah ke rumah pertama di Kota Makkah dan aku mendengar permainan lantas aku pun bertanya apakah bunyi-bunyian itu. Orang memberitahuku bahawa itulah keramalan dan pesta. Aku pun duduk hedak mendengar tetapi Tuhan (Allah) telah menulikan (tidak dapat mendengar) sejurus telingaku menyebabkan aku terlena dan aku terjaga semula bila sinaran cahaya matahari memancar ke mukaku. Aku pulang serta-merta menemui sahabatku tadi.
Beiau bertanya bagaimana halnya dengan diriku semalam. Aku pun menceritakan apa yang telah sebenarnya berlaku. Dan di suatu malam yang lain sekali lagi aku meminta supaya membenarkan aku keluar seperti dahulu tetapi sebaik sahaja aku sampai ke Makkah terus berlaku perkara yang sama seperti dahulu ke atas diriku. Lepas itu aku tidak mencuba lagi. Riwayat Ibnul-Atsir, diriwayatkan juga oleh Al-Hakim daripada Au Bin Abu Talib, katanya: Ini “Hadits Sahih” melalui riwayat muslim, juga diriwayatkan oleh Tabram dan cerita ‘Ammar Bin Yasir.

PENGAJARAN DAN RENUNGAN
Cerita pertemuan RasuluLlah SallaLlahu ‘alaihi Wasallam dengan Buhaira semasa perjalanannya ke Negeri Syam bersama ayah saudara bagind adalah satu-satunya hadith yang diriwayatkan oleh ramai para ‘ulama’ Al Sirah (sejarah Nabi). Hadith ini membuktikan kepada kita bahawa ahli kitab iaitu orang Yahudi dan Nasrani sudahpun mengetahui tentang pengutusan Muhammad SallaLlahu ‘alaihi Wasallam melalui Kitab Taurah dan Injil yang telah menceritakan satu persatu tentang tanda-tanda dan kedatangannya.
Berkenaan dengan pekerjaan RasuluLlah menternak kambing untuk mencari rezeki yang halal dan mengenai limpahan kurnia Allah kepada keluarga Halimah Al-Sa’diyyah semasa RasuluLlah SallaLlahu ‘alaihi Wasallam tumpang tinggal bersama—sama mereka telah menampakkan secara jelas kepada kita tentang kerja-kerja dan usaha-usaha yang diredhai dan dipinta oleh Allah dan hamba-hambanya yang salih di dunia ini. Ya memang senang bagi Tuhan memewahkan penghidupan Muhammad SallaLlahu ‘alaihi Wasallam tanpa mengeluar keringat pun dan tidak pula payah berternak kambing.
Suatu hikmat ilahi telah menunjukkan kepada kita bahawa sebaik-baik harta ialah hasil dan
perusahaan sendiri demi untuk kebaikan masyarakat dan manusia seluruhnya dan seburuk buruk
kesenangan ialah kemewahan yang diperolehi tanpa kesusahan yang langsung tidak memberi sebarang sumbangan kepada masyarakat. Penda’wah Islamiyyah tidak mencerminkan sesuatu nilai pun sekiranya penghidupan sehanannya bergantung kepada pemberian dan sedekah selepas berda’wah. Sebaik-baik jalan kepada penda’wah ialah berdikari dan bergantung kepada sumber kewangan dan perusahaan sendiri tanpa menadah tangan meminta dan manusia lain. Ini supaya tidak seorang pun terasa lebih bangga dengan pemberiannya mengakibatkan pemberi itu tidak menghiraukan suruhan dan larangan yang akan dikenakan ke atasnya nanti.
Walaupun segala—galanya ini tidak terlintas di fikiran RasuluLlah SallaLlahu ‘alaihi Wasallam
kerana baginda tidak mengetahui yang Allah Subhanahu Wata’ala memilihnya sebagai utusan dan penda’wah Islamiyyah. Garis-garis kasar penghidupan RasuluLlah sebagai seorang Rasul ialah di antara apa yang disalurkan Tuhan ke dalam hikmatNya yang bertujuan supaya latar belakang penghidupan Nabi Muhammad tidak akan memberi kesan buruk atau memberi tindak balas yang negatif kepada pekerjaannya selepas diutus nanti.

Cerita ringkas tentang peliharaan Allah ke atas diri Nabi Muhammad SallaLlahu ‘alaihi Wasallam dari bala durjana dan dugaan sejak kecil hingga dewasa membuktikan kepada kita dua faktor yang penting:
1. Muhammad SailaLlahu ‘alaihi Wasallam tetap seorang manusia biasa mempunyai sifat—sifat dan naluri—naluri terdapat pada manusia—manusia lain. Ianya tetap sebagai Seorang pemuda yang penuh dengan panca anika perasaan; gemarkan kepada kesenangan, hiburan, bersuka ria dan sebagainya.
2. Allah Subhanahu Wata’ala telah memelihara dan mema’sumkannya dan melakukan kekejian dan sesuatu yang tidak sepatutnya dilakukan oleh seseorang penda’wah. Andaikata di sana tidak ada pemeliharaan dan pema’suman namun demikian Nabi Muhammad SallaLlahu ‘alaihi Wa sallam tetap tidak akan menjunamkan dirinya ke dalam lubuk kekejian kerana suara batin dan laungan hati sanubarinya memberi amaran serta isyarat sebagai seorang yang telah disediakan oleh takdir untuk menyempurnakan akhlak dan budi pekerti serta mendirikan asas syari’at Islamiyyah dan tidak seharusnya melakukan perkara yang tidak senonoh serta keji.

Kedua faktor yang disebutkan tadi menunjukkan kepada kita yang RasuluLlah memang mendapat bimbingan ilahi secara terus-menerus sedangkan mereka yang di sekelilingnya tetap dibawa arus biah (keadaan). Tidak heranlah mengapa RasuluLlah SallaLlahu ‘alaihi Wasallam boleh melancarkan bahtera remajanya di tengah gelombang jabiliyyah yang panas dan serba bengis itu. Kesemuanya ini memperlihatkan kepada kita tanda keNabian yang disediakan demi untuk memikul bebanan tanggungjawab. KeNabian juga tidak kurang peranan buat membentuk asas pertama ke arah peribadi, kecenderungan jiwa, fikiran dan cara-cara menghadapi hidup.
Memang mudah bagi Tuhan untuk melahirkan Muhammad SallaLlahu ‘alaihi Wasallam yang
telah dibersihkan dan segala sifat-sifat yang meruntunnya ke arah pemuasan hawa nafsu sehingga tidak
terasa langsung olehnya sebarang desakan dan tekanan dan dalam supaya meninggalkan kambing ternakan kepada seorang kawannya agar dapat Baginda pergi ke salah sebuah rumah di Makkah untuk mencari kumpulan yang bersuka ria dan berjaga hingga larut malam. Kalaulah Muhammad SallaLlahu ‘alaihi Wasallam dilahirkan sebegini keadaannya maka senanglah Baginda mengalami suatu pertentangan dan kekusutan jiwa. Penyakit seumpama ini contohnya terdapat di setiap bangsa dan masa. Kalau sedemikian ini maka peristiwa ini tidak lain melainkan peliharaan Ilahi yang mernelihara dan membimbing kemudi kemahuan jiwanya. Hikmat ilahi mahukan supaya apa yang dikatakan bimbingan Ilahi itu dapat ditunjukkan kepada manusia seluruhnya agar dengannya mudah mereka beriman dan mengenepikan syak wasangka yang menyelubungi kepala dan hati mereka.
RasuluLlah SallaLlahu ‘alaihi Wasallam mula memasuki gerbang kedewasaan dan
keremajaan. Bagmda mula bertungkus-lumus dan menyingsing lengan mencari rezeki halal, seharian menternak kambing. RasuluLlah SallaLlahi ‘alaihi Wasallam menceritakan:yang bererti
“Dahulu pernah aku menternak kambing penduduk Makkah dengan upahnya beberapa Karat sahaja.
“masing riwayat, cuma Tirmizi saja yang menghuraikan riwayat ini secara panjang, mungkin beiau melalui sanad-sanad yang mudah difaham, beliau berkata: bahawa riwayat ini adalah “Hadits Hasan Gharib” tidak kita ketahuinya melainkan dengan cara ini”. Mengenai riwayat ini kata Abdul Rahman Bin Ghazwan dalam “Al-Mizan”:“Dalam riwayat ini ada beberapa perkara yang boleh ditolak, Malik telah menolak cerita dan Yunus Bin lshaq bahawa di masa dalam perjalanan ke Syam bersama Abu Talib, baginda Nabi sudah hampir baligh” Kata Ibnu Saiyidun-Nas pula dalam “Al Matan”: ada sesuatu yang boleh di tolak” (Rujuk” ‘Uyunul-Atsar” 1/43.) tetapi yang menjadi ganjil ialah Syeikh Nasir al-Din
Al-Albarn yang berkata mengenai ini dalam Fiqhus-Sirah karangan Al-Ghazali: bahawa sanad-sanad riwayat ini adalah sahih Riwayat A1-Bukhari.

PERNIAGAAN DENGAN HARTA KHADIJAH DAN PERKAH’WINAN
BAGINDA
Mengikut apa yang diceritakan oleh Ibnu Athir dan Ibnu Hisyam bahawa Khadijah RadiyaLlahu
‘anha adalah seorang saudagar yang masyhur serta terkenal dengan kemuliaan budi dan kekayaan harta. Sebilangan besar dari orang ‘Arab di masa itu meminjam sebahagian daripada hartanya itu sebagai modal perniagaan mereka.
Bila mana Khadijah mendengar berita perihal peribadi Nabi Muhammad yang mulia dan akhlaq
yang terpuji itu ia terus mempelawakan kepada Nabi Muhammad SallaLlahu ‘alaihi Wasallam supaya menjalankan usaha perniagaan dengan hartanya dan sanggup memberi keuntungan yang lebih dari yang pernah diberikannya kepada orang lain. Untuk mengiringi baginda dalam usaha perniagaan nanti baginda akan dibantu oleh seorang budak suruhan Khadijah yang bernama “Maisarah”. Tawaran itu telah diterima baik oleh Muhammad SallaLlahu ‘alaihi Wasallam dengan penuh kerelaan hati. Baginda terus belayar ke negeri Syam untuk menjalankan urusan peniagaan bersama “Maisarah” budak suruhan Khadijah. Dalam perniagaan ini baginda telah mendapat keuntungan yang berlipat ganda. Bila baginda kembali bertemu Khadijah dengan keuntungamiya tadi, baginda terus menyerahkan kepada Khadijah apa yang perlu dan patut diserahkan dengan penuh amanah. Semasa di negeri Syam “Maisarah” telah melihat dengan mata 31 kepalanya sendiri dan tertawan dengan budi pekerti baginda yang mulia dan segala—galanya ini terus diceritakan kepada Khadijah. Khadijah sungguh tertawan dengan keamanahan dan budi pekertinya yang tinggi dan yang lebih menghairankan lagi ialah kelabaan yang berlebihan yang diperolehinya dengan berkat baginda. Dengan perantaraan Nafisah binti Manbah, Khadijah telah menawarkan dirinya kepada Nabi Muhammad SallaLlahu ‘alaihi Wasallam untuk menjadi teman hidupnya yang halal. Tawarannya tadi telah disambut baik oleh Muhammad SallaLlahu ‘alaihi Wasallam dan dengan tidak membuang masa, baginda terus menyatakan hasrat hatinya yang mulia itu kepada bapa-bapa saudaranya dan mereka pun terus melamar Khadijah melalui bapa saudaranya ‘Amru bin Asad. Perkahwinan pun dilangsungkan
dengan selamatnya. Di kala itu RasuluLlah berusia genap dua puluh lima tahun sedang Khadijah telah berusia empat puluh tahun.

Masa Nubuwah Nabi/ diangkatnya Muhammad saw sebagai rasul

PENERIMAAN WAHYU
Imam Bukhari telah meriwayatkan satu hadith daripada Saidatina ‘Aishah RadiyaLlahu ‘Anha tentang
bagaimana ditemukan wahyu yang pertama:












































Daripada ‘Aisyah Ummil Mu’minin RadiyaLlahu ‘anha dikhabarkan bahawa ia telah berkata;
“Permulaan wahyu yang dimulakan kepada RasuluLlah SallaLlahu ‘alaihi Wasallam ialah mimpi yang baik lagi benar di dalam tidur, maka tiadalah Junjungan bermimpi satu mimpi melainkan datanglah mimpi itu seperti cahaya subuh. Kemudian disukakan (dikemukakan) kepadanya untuk berkhalwat berasingan diri. Junjungan berkhalwat di Gua Hira’ lalu berta hannuth (beribadat) di dalamnya, iaitu beribadat di dalarn masa beberapa malam.
Setelah itu baginda SailaLlahu ‘alaihi Wasallarn kembali kepada ahlinya dan berbekalan
untuk menyambung tahannuthnya; kemudian Junjungan kembali lagi kepada Khadijah dan
berbekalan sarna seumparna itu juga hingga datanglah kepadanya kebenaran. Sewaktu Baginda di dalam Gua Hira’ maka datang kepadanya Malaikat, lalu ia berkata: Iqra’! (Bacalah). Berkata Junjungan: Ma Ana biqari’ (Tiada aku pandai membaca). Bercerita Junjungan:
“Kemudian Jibril mengambil (menarik) akan daku maka dipeluknya kuat-kuat hingga terasa
kepadaku kesungguhannya kemudian dilepaskan aku, lalu ia berkata: Iqra’! (Bacalah). Maka Aku berkata: Ma Ana biqari’ (Tiada aku pandai membaca), kemudian diambilnya aku lalu dipeluknya
ketat-ketat kali yang kedua hingga terasa kepada aku kepayahan kemudian itu dilepaskan aku dan dia berkata: Iqra’! (Bacalah), maka berkata aku: Ma Ana biqari’ (Tiada aku pandai membaca), setelah itu rnengambil ia akan daku buat kali yang ketiganya lalu dipeluknya sungguh-sungguh hingga terasa aku eratnya kemudian dilepaskannya aku, maka ia berkata:
( اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ ( 1) خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ ( 2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَآْرَمُ ( 3
Bacalah dengan nama Tuhan engkau yang rnenjadikan, yang menjadikan manusia daripada
darah, bacalah derni Tuhan engkau yang mulia.
(Surah al—’Alaq 96:1, 2, 3)
Pulanglah Baginda dengan ayat-ayat itu dan hatinya gementar, lalu rnasuklah ia kepada
Khadijah binti Khuwaiid seraya berkata: (Selimutkanlah aku! selimutkanlah aku!) maka diselimutkan akan dia hingga hilang daripadanya rasa ketakutan kemudian berkata ia kepada Khadijah setelah menceritakan khabar itu: “Sesungguhnya aku takut (ke atas diriku) lalu Khadijah pun berkata kepadanya “Tidak sekali! demi Allah, tiada dihinakan engkau selamanya kerana engkau sebenarnya mempunyai rahim (kasih sayang), dan engkau mernikul bebanan dan engkau berusaha terhadap orang yang tiada (orang susah) dan engkau menjamu tetamu dan engkau menolong atas menolak baja.” Kemudian pergilah Khadijah bersamanya menemui Waraqah bin Naufal Ibnu Asad bin ‘Abdul ‘Uzza yaitu anak bapa saudara Khadijah, Waraqah itu adalah seorang yang beragarna Nasrani di dalam zarnan jahiiyyah dan pandai menulis kitab ‘Ibrani. Maka disalinnya daripada kitab daripada kitab Injil itu dengan bahasa ‘Ibram apa yang dikehendaki Allah bahawa ia menulis dan adalah ia seorang yang telah berusia tua dan buta maka Khadijah pun berkata kepadanya “Ya anak bapa saudara! Cuba dengarkan kepada anak saudara engkau ini”; kemudian bertanya kepadanya Waraqah: “Wahai anak saudara ku! Apakah dia yang engkau lihat itu?” Lalu RasuluLlah SallaLlahu ‘alaihi Wasallarn menceritakan apa yang (dialami dan) dilihatnya. Setelah itu Waraqah pun berkata kepadanya “Inilah Jibril yang pernah diturunkan Allah ke atas Nabi Musa. Sekiranya aku rnasih muda remaja dan aku masih pula hidup ketika dikeluarkan (diusir) engkau oleh kaum engkau... “Segera bertanya RasuluLlah SallaLlahu ‘alaihi Wasallam: (Apakah mereka hendak rnengeluarkan aku?) Jawabnya: (Ya! kerana tidak pemah datang seorang pun yang mernbawa (risalah) Seumparna yang engkau bawa itu melainkan ia akan dimusuhi dan sekiranya aku dapatilah hari engkau itu tentulah aku akan menolong engkau dengan pertolongan yang sungguh sungguh), kemudian tidak berapa lama sesudah itu Waraqah pun meninggal dunia dan wahyu pun berhentilah.





PERINGKAT-PERINGKAT DA’WAH ISLAMIYYAH SEMASA HIDUP RASULULLAH
SALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM

Seruan Islam semasa hidup RasuluLlah telah menempuhi empat peringkat yang berlainan iaitu:
Peringkat pertama:
Seruan secara sulit memakan masa selama tiga tahun.
Peringkat kedua:
Seruan secara terang—terangan tanpa kekerasan, berjalan hingga berlakunya Hijrah.
Peringkat ketiga:
Da’wah secara terang-terangan menggunakan senjata untuk mempertahankan diri berjalan hingga
pembukaan Makkah mukarramah.
Peringkat keempat:
Da’wah secara terang-terangan dan mengangkat senjata terhadap mereka yang cuba menghalang
perjalanan da’wah. Dalam peringkat inilah dipraktikkan syari’at-syari’at Islam dan perintah berjihad pun diturunkan.

Tuesday, May 3, 2011

Jihad Tidak Identik dengan Teror

Oleh Lathifah Musa

MediaIslamNet.Com–Awal minggu ini, kita Umat Islam dibuat bingung. Belum lagi hasil rapat paripurna yang menyepakati opsi bahwa bail out Century bermasalah ini ditindaklanjuti, tiba-tiba muncul berita pengepungan latihan para “teroris” di Aceh. Belum sempat masyarakat selesai terperanjat, tiba-tiba ada berita Dulmatin dkk tertembak di Pamulang. Mata pun semakin dibuat terbelalak terheran-heran dengan nama Pamulang yang disebut “persembunyian kaum teroris”. Mengingat kasus-kasus sebelumnya, termasuk ar-Rahmah.com juga berada di Pamulang.
Isu terorisme pun menghangat lagi. Banyak yang menghubungkan dengan situasi politik pasca Century Gate. Ada yang menghubungkan dengan upaya Polri menaikkan citra, karena dalam minggu ini tersandung rekayasa-rekayasa pidana dalam kasus-kasus narkoba. Selanjutnya seperti biasa narasi terorisme akan ditangkap oleh kalangan yang ingin memojokkan Islam. Sosok para “teroris” yang santun, hormat kepada orang tua, disayangi keluarga, dan anak-anak teladan dalam lingkungan dipandang merupakan representasi Islam, namun keliru karena pemahaman ideologis mereka. Selanjutnya isu pun dilemparkan pada stigma bahwa ideologi Islam yang menginspirasi terorisme. Ketika telah teropini bahwa Islam yang menginspirasi terorisme, maka dengan mudah mereka-mereka yang tidak menyukai Islam dan membuminya syariat Islam akan mengarahkan stigma negatif ke pesantren-pesantren, ormas-ormas Islam, kelompok-kelompok dakwah dan institusi manapun yang menyampaikan Islam secara kaffah.
Dengan mudahnya makna jihad pun dibolak-balik. Seolah jihad identik dengan teror. Karena ternyata mereka yang dituduh melakukan teror, adalah alumni-alumni mujahidin, baik di Afghanistan ataupun Mindanau. Sementara gelar teroris adalah berdasarkan rekomendasi AS dan Australia, para Kampiun Teror terbesar di dunia.
Barangkali memang ada kalangan muslim yang salah tempat dalam memaknai jihad. Tetapi harus diakui, bahwa kelompok ini memang terkadang disimpan oleh yang berwenang untuk mencari perhatian atau mengalihkan perhatian. Dampak dari peristiwa ini adalah kesalahfahaman bagi muslim awam dalam memandang jihad.
Padahal Jihad yang merupakan aktivitas tertinggi bagi seorang muslim dengan pengorbanan terbesar yakni jiwa, terikat dengan hukum-hukum tertentu. Jihad hanya berlaku untuk menghadapi orang-orang kafir muhariban fi’lan, yang secara langsung menyerang negeri-negeri muslim (dan ini berlaku baik telah tegak daulah khilafah ataupun belum).
Mujahid bukanlah teroris. Teroris bukanlah mujahid. Jihad fii sabiilillah adalah hukum tersendiri bagi kaum muslimin. Terikat dengan tempat, waktu, kapan dan dimana. Semuanya harus sejalan dengan hukum syara’. Demikian juga tatacara peperangan. Siapa yang menyerukan, siapa saja yang wajib ‘ain atasnya berjihad, maka Fiqh Islam menjelaskan secara rinci. Bahkan cara-cara berperang pun diatur, antara lain perempuan dan anak tidak boleh diganggu dan dibunuh, kecuali terpaksa atau dia menjadi mata-mata. Orang tua yang tidak kuat berperang tidak boleh disakiti. Merusak negeri dengan membakar dan menghancurkan tidak dibolehkan. Musuh yang belum sampai kepadanya seruan Islam (belum didakwahi) juga belum boleh diperangi. Semuanya diatur dalam hukum-hukum syariat Islam.
Jadi sebenarnya akhir dari drama ini hanyalah stigma negatif pada Islam. Mengaburkan makna jihad yang sesungguhnya. Tak ada satupun muslim yang setuju dengan aksi-aksi terorisme. Lebih tak setuju lagi bila jihad disamakan dengan terorisme.[]

Homeschooling, Pilihan Pendidikan Menghadapi Arus Liberalisasi

Program: VOICE OF ISLAM | Narasumber : Ir. LATHIFAH MUSA | Tema: Homeschooling, Pilihan Pendidikan Menghadapi Arus Liberalisasi | Presenter: Anita Bunga Intan

Mulai hari ini, sesuai permintaan pendengar VOI, kita akan memulai sebuah rubrik baru yang kami beri judul rubric HOME SCHOOLING. Dalam rubric ini kita akan menghadirkan narasumber yang punya kompeten untuk membahas tentang pendidikan anak. Untuk edisi perdana rubric ini, kita mau bincang-bincang dulu dengan Ustzh Ir Lathifah Musa. Beliau selain merupakan pemimpin redaksi majalah udara VOI, konsultan klinik anak muda, ternyata juga menjadi pengamat dunia anak, penulis buku-buku pendidikan anak usia dini dan sekaligus juga seorang praktisi Homeschooling dalam keluarga.
Tapi sebelumnya saya mau menanyakan dulu kepada beliau apa itu homeschooling?
Home: rumah; schooling: sekolah. Istilah untuk sekolah yang dijalankan di rumah. Saat ini istilah homeschooling sudah sangat marak, dan mulai diakui legalitasnya sebagai pendidikan yang diakui sebagai sebuah produk pendidikan, sekalipun bukan pendidikan formal. Sehingga dikatakan homeschooling ini sebagai bentuk pendidikan luar sekolah. Tetapi diakui juga sebagai bentuk produk pendidikan. Kalau di Indonesia sudah disahkan berdasarkan SK Menteri Hukum dan HAM RI.
Mengapa rubric homeschooling mulai diangkat dalam majalah udara kita mulai bulan ini?
Ada banyak alasan. Pertama karena banyak yang bertanya, sehingga kami melihat mulai banyak ketertarikan mengenai masalah pendidikan anak ini. Kedua problem yang ada di tengah masyarakat kita. Yaitu adanya arus liberalisasi yang dahsyat yang sangat membahayakan kepribadian anak-anak kita. Banyak orang tua yang saat ini mulai sadar, bahwa yang penting bagi mereka adalah memiliki anak-anak yang baik, anak-anak yang shalih dan selamat dari perilaku-perilaku rusak seperti seks bebas, minuman keras, narkoba, kriminalitas dll. Secara khusus saya melihat perkembangan homeschooling mulai marak di kota-kota besar. Seperti Jakarta, Bandung, Jogja. Bahkan Jakarta ini sudah meliputi Jabodetabek. Karena kota seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi sudah sama saja dengan Jakarta dalam arus kehidupan liberal.
Pilihan untuk menyekolahkan anak di rumah di kota-kota besar ini, karena melihat kondisi lingkungan yang mulai berpengaruh buruk pada anak. Orang tua takut, anaknya masuk dalam lingkaran perilaku seks bebas, narkoba, minuman keras dll. Bahkan banyak yang takut anaknya terlibat bullying atau menjadi korban kekerasan di sekolah. Akhirnya tidak sedikit yang memilih untuk menjalankan homeschooling di rumah. Ketiga, ketidakpercayaan pada kurikulum pendidikan yang ada. Orang tua berharap anak memiliki kompetensi lebih pada anak-anak mereka. Tapi ternyata ini tidak bisa dicapai oleh pendidikan formal. Apalagi kasus-kasus kecurangan dalam UAN dll. Kemudian ortu berharap anak bisa punya basis agama yang baik tapi kok ternyata tidak tercapai di sekolah. Bagi orang tua yang memiliki idealitas dalam keberhasilan anaknya, ia akan memilih untuk menyelenggarakan pendidikan sendiri. Biasanya ini dilakukan orang tua yang berpendidikan dan mengerti dunia pendidikan. Keempat. Ketika orangtua mulai menyadari seperti apa pendidikan yang berkualitas, mereka ternyata melihat ini sulit dipenuhi di lembaga formal biasa (mis SD Negeri). Karena guru yang terbatas, sementara murid banyak dan beragam. Tapi mereka ingin mneyekolahkan di lembaga yang bermutu, harganya sangat mahal. Di era krisis ekonomi global seperti ini kasus-kasus kesulitan ekonomi sangat menjamur. Sehingga Homeschooling menjadi alternative yang terbaik dan terjangkau..
Bagaimana prospek homeschooling saat ini?
Saya melihat prospek kedepannya sangat baik. Apalagi setelah dilegalkan dalam SK Menteri. Anak-anak yang melakukan homeschooling pun saat ini sudah bisa mengikuti ujian akhir formal, asalkan didaftarkan di dinas setempat atau pusat. Walaupun bagi sebagian kalangan ijazah juga tidak terlalu penting saat ini, tetapi setidaknya sudah difasilitasi. Seperti misalnya anak-anak yang homeschooling SD bisa didaftarkan mengacu pada SD di daerahnya atau didaftarkan secara khusus di dinas dengan penyertaan kurikulum yang diakui. Sehingga anak ini juga bisa mengikuti ujian paket A untuk standar SD, paket B untuk standar SMP dan paket C untuk standar SMU. Kemudian lulusan-lulusan ini juga bisa diterima di universitas-universitas negeri asalkan memenuhi kompetensi yang disyaratkan dalam ujian masuk perguruan tinggi.
Yang penting bagi perguruan tinggi saat ini adalah, mahasiswa mampu mengikuti kurikulum PT. Memang banyak keluhan dari para dosen, ketika mereka melihat mahasiswa-mahasiswa yang lulusan SMU sekarang kok tidak sesuai standar. Lebih sulit mengajar mahasiswa sekarang daripada mahasiswa dulu. Ketika lulusan homeschooling mampu memenuhi kompetensi ini, maka bagi PT tidak masalah untuk menerima mereka. Artinya bagi lulusan homeschooling ada banyak peluang untuk selalu menerima pendidikan formal.
Ada yang mengatakan lebih baik anak kita ceburkan saja dalam arus liberalisasi agar mereka tangguh mengadapi bahaya apapun?
Itu asumsi yang keliru. Anak justru harus dibentuk untuk menjadi pribadi Islam yang tangguh, baru mereka akan mampu menhadapi bahaya liberalisasi. Persoalannya sekarang adalah ketika orang tua melepaskan anak di luar, apakah mereka sudah membekali anak-anak mereka dengan pendidikan yang baik di rumah? Kenyataannya belum. Orang tua kebanyakan langsung menyerahkan anak-anak mereka ke sekolah formal. Mereka lantas menyalahkan sekolah formal ketika ternyata anak-anak mereka bermasalah. Padahal yang salah bukan sekolahnya tapi justru orang tuanya. Rasulullah Saw bersabda: Kullu mauludin yuuladu alal fitrah. Fa abawaahu yuhawwidaanihi aw yunashshiraanihi aw yumajjisaanihi: Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, orang tuanyalah yang menjadikannya yahudi, nashrani atau majusi. . Kenyataannya banyak orang tua sekarang tidak memahami bagaimana sebenarnya anak-anak mereka, orang tua sekarang juga sering mengalami kesulitan mengendalikan anak-anak mereka sendiri. Ketika ini terjadi, bukan lembaga formal yang salah. Tetapi orang tua yang salah. Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban kepada orang tua di akhirat, bukan kepada sekolahnya. Pilihan homeschooling selama ini adalah bentuk kesadaran dari orang tua sendiri terhadap persoalan-persoalan yang mereka pandang akan menghambat perkembangan anak mereka. Ada orang tua yang berpendapat: daripada saya setiap hari harus capek-capek menghapus perilaku buruk anak saya yang diterimanya ketika dia pulang sekolah, karena factor pengaruh dari lingkungan yang buruk, lebih baik dihomeschoolingkn. Sehingga dipastikan setiap hari anak akan mendapat tambahan positif, walaupun sedikit. Ini memang idealitas orang tua melihat kondisi kehidupan liberal yang mulai sangat mencengkeram Indonesia.
Mayoritas anak itu mendapat pengaruh buruk, seperti merokok, minum minuman keras, narkoba, suka berkelahi, seks bebas, darimana kalau bukan dari luar rumah. Ini yang memang menjadi alasan kebanyakan orang tua yang memilih homeschooling bagi anaknya. Ada salah satu kawan yang anaknya disekolahkan di sebuah SDIT terkenal di Jakarta, terpaksa harus menghomeschoolingkan anaknya. Karena anak ini setiap saat membicarakan bagaimana teman-temannya liburan sekolah keluar negeri (Eropa. Singapura, AS), bagaimana fitur-fitur HP tercanggih, bagaimana mobil mewah yang dipakai, bagaimana konser-konser yang ditonton akhir minggu dengan tiket jutaan. Ini mengkhawatirkan ortu thd gaya hidup hedonis anaknya. Bukan karakter Islami yang didapat, tetapi justru gaya hidup kapitalistik, materialistic dan liberal
Katanya tantangan dalam memilih homeshooling adalah keterbatasan orang tua dalam masalah pendidikan anak, apa benar demikian?
Benar, karena pilihan homeschooling harus berangkat dari kesadaran dan pemahaman orang tua sendiri terhadap kondisi anaknya saat ini dan gambararan serta harapan masa depan anak-anak mereka. Sehingga pilihan ini tidak bisa dipilih oleh orang tua yang masih belum peduli masa depan anak mereka (gimana nanti aja); atau orang tua yang menganggap pendidikan formal sebagai satu-satunya solusi pendidikan. Untuk itu rubrik ini memang hanya memberikan gambaran, bahwa kewajiban pendidikan yang terutama adalah tg jwb ortu, ada alternative pendidikan yang menjadi harapan di tengah berkurangnya mutu pendidikan formal yang digempur arus kehidupan liberal, ada harapan pendidikan berkualitas di tengah krisis ekonomi yang juga menimpa Indonesia saat ini. Pemaparan tentang homeschooling ini juga ingin memberikan kesadaran bagi orang tua yang menyerahkan anaknya ke pendidikan formal agar jangan lepas tangan. Belajar itu tidak hanya di sekolah, justru rumah menjadi wadah membentuk kepribadian dan karakter yang Islami. Sehingga orang tua tetap harus menjalankan proses pendidikan itu di rumah.
Bagaimana efektivitas homeshooling? Sangat efektif, karena biasanya anak pintar itu karena kondisi di rumahnya sudah membentuk anak jadi pintar. Lihat saja anak-anak berprestasi di sekolah, itu karena di rumah mereka memang terbentuk untuk rajin belajar, disiplin, perilaku sopan santun dan ini kenyataannya sangat menolong sekolah untuk lebih memacu prestasinya. Efektivitas belajar memang lebih nampak pada homeschooling, karena homeschooling melibatkan orang tua dan anak terpantau sebagai sebuah pribadi yang punya potensi dan kemampuan berkembang tersendiri sementara di sekolah, guru harus menangani begitu banyak murid sehingga tidak bisa memperhatikannya satu persatu.[]

Ada apa dibalik konflik ”Libya”?

Assalamu’alaikum. kali ini saya ingin sedikit membahas apa saja sih yg ada di Libya selain konflik? Berada dimana posisi Libya? dan Seberapa besarkah Potensi yg di miliki oleh Libya? Keterangan lebih lanjut, pokoknya baca dulu ajah….!
Libya, kalo diliat dari peta jaraknya berdekatan dengan Negara yg baru aja Tumbang rezimnya,yaitu Tunisia dan Mesir. Selain itu Negara ini juga berdekatan dengan Negara-negara yg lain seperti: Algeria,sudan,chad,Nigeria. Ibukota-Nya juga dekat dengan laut. Kalo diliat dari peta,konflik yg ada di Libya itu seperti beruntut.mulai dari Tunisia,mesir,lalu Libya….
Kalo diliat dari politik,pemerintah Libya tidak melakukan kerjasama dengan Amerika dkk. Tapi mengapa ya disana ada konflik?sampai-sampai perang saudara. Lalu, kenapa tiba-tiba muncul AS dan kawan-kawan kemudian menyerang kilang minyak Libya,dan daerah Tripoli yg menjadi ibukota Libya? Memang,ada urusan apa AS dengan Libya?
Nah,tak lama setelah itu,saya tak sengaja menemukan jawabannya, ini jawabannya:
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPR Marzuki Alie mengatakan agresi pasukan Amerika Serikat dan sekutunya ke Libya memiliki kepentingan. Mereka dinilai ingin mengincar sumber daya alam Libya yakni minyak bumi.

"Coba dia ke Korea Utara, berani nggak dia nyerang, nggak ada apa-apanya di Korea Utara. Korea Utara mau membangun nuklir tapi nggak ada nyerangnya (Amerika), tetapi di daerah yang sumber minyaknya besar, apa yang dilakukan?," ujar Marzuki saat ditemui di gedung DPR, Jakarta, Selasa (22/3/2011).

Jadi, alas an AS dkk. melakukan agresi militer untuk melindungi rakyat Libya dari kekuasaan tiran Moammar Khadafi adalah kedok semata. Sebenarnya AS hanya ingin mengincar minyaknya.. memang seberapa banyakkah minyak yg dimiliki Libya?bisa memproduksi berapa barel kah per hari?
Ternyata, akibat konflik, produksi minyak Libya menurun drastis hingga merugi sekitar 1 juta barel per hari. Dari 1,6 juta barel per hari, produksi minyak Libya kini hanya berkisar 0,5 juta barel per hari.( Metrotvnews.com)
pantas saja AS dkk,ikut melakukan agresi untuk menurunkan ghadafi. Tapi,apakah ghadafi ini orang baik-baik?ataukah korup? Jika diliat dari Fakta,Muhammad ghadafi juga bukan orang baik-baik. Jika ia orang baik-baik, Kenapa Rakyatnya meminta ghadafi diturunkan? Ya..walaupun tak semua rakyatnya, rakyat yg merasa diuntungkan malah tetap mempertahankan ghadafi.sampai-sampai perang saudara dengan yg tidak pro ghadafi. Lalu,apa solusi yg terbaik? Apakah mempertahankan rezim ghadafi ini? Tidak mungkin,karna rezim ini sudah bobrok! Dan sudah terbukti bahwa rezim ini tidak berhasil. Sebab jika berhasil,pasti rakyatnya tak meminta ghadafi untuk turun.
Ataukah harus menurunkan kekuasaannya,lalu diganti dengan Rezim yg baru?
cara seperti ini hanya akan menimbulkan kesengsaraan yg baru. Karna bisa saja rezim yg baru bias menjadi kaki tangan AS.dan ikut menjual kekayaan Negrinya untuk kepentingan pribadi. Atau dia akan seperti rezim ghadafi lagi. Karna yg rusak itu bukan hanya rezimnya. Yg Rusak itu berasal juga dari Sistemnya
Lalu, apa solusi yg terbaik?
Solusi yg terbaik adalah Ganti rezimnya,Ganti sistemnya! Sistemnya Ganti dengan system yg berasal dari allah yaitu KHILAFAH ISLAMIYAH, yg MENERAPKAN Islam secara kaffah dengan berlandaskan Aqidah dan Syariat.adapun rezimnya,Ganti oleh orang yg amanah.. apakah Khilafah Islamiyah hanya ada di Libya? Tidak! Khilafah tidak hanya ada di negri-negri tertentu, tapi akan memimpin Dunia,dan menyatukan ummat. khususnya Negri-negri Muslim.
_waulahu’alam bishawab_

“Jepang”,, ada apa aja sih ???

Di tulisan kali ini,saya akan membahas sedikit potensi jepang dan posisi geografis nya. Mulai dari letak,SDA,dan apa ajah sih kelebihan dan kekurangannya? Pokoknya baca deh,klo penasaran… 
Jepang menganut sistem negara monarki konstitusional yang sangat membatasi kekuasaan Kaisar Jepang. Sebagai kepala negara seremonial, kedudukan Kaisar Jepang diatur dalam konstitusi sebagai "simbol negara dan pemersatu rakyat". Kekuasaan pemerintah berada di tangan Perdana Menteri Jepang dan anggota terpilih Parlemen Jepang, sementara kedaulatan sepenuhnya berada di tangan rakyat Jepang.[29] Kaisar Jepang bertindak sebagai kepala negara dalam urusan diplomatik.
Posisi Geografis
Jepangadalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik Rakyat Cina, Korea, dan Rusia. Pulau-pulau paling utara berada di Laut Okhotsk, dan wilayah paling selatan berupa kelompok pulau-pulau kecil di Laut Cina Timur, tepatnya di sebelah selatan Okinawa yang bertetangga dengan Taiwan.
Jepang terdiri dari 6.852 pulau yang membuatnya merupakan suatu kepulauan. Pulau-pulau utama dari utara ke selatan adalah Hokkaido, Honshu (pulau terbesar), Shikoku, dan Kyushu. Sekitar 97% wilayah daratan Jepang berada di keempat pulau terbesarnya. Sebagian besar pulau di Jepang bergunung-gunung, dan sebagian di antaranya merupakan gunung berapi. Gunung tertinggi di Jepang adalah Gunung Fuji yang merupakan sebuah gunung berapi. Penduduk Jepang berjumlah 128 juta orang, dan berada di peringkat ke-10 negara berpenduduk terbanyak di dunia. Tokyo secara de facto adalah ibu kota Jepang, dan berkedudukan sebagai sebuah prefektur. Tokyo Raya adalah sebutan untuk Tokyo dan beberapa kota yang berada di prefektur sekelilingnya. Sebagai daerah metropolitan terluas di dunia, Tokyo Raya berpenduduk lebih dari 30 juta orang.

Ketika ada Gempa bumi dan Tsunami kemarin,rakyat jepang terlihat tenang menghadapinya. karna Gempa bumi berkekuatan rendah dan sesekali letusan gunung berapi sering dialami Jepang karena letaknya di atas Lingkaran Api Pasifik di pertemuan tiga lempeng tektonik. Gempa bumi yang merusak sering menyebabkan tsunami. Setiap abadnya, di Jepang terjadi beberapa kali tsunami.
Sebelumnya jepang juga pernah mengalami gempa bumi , yaitu Gempa bumi Chūetsu 2004 dan Gempa bumi besar Hanshin tahun 1995.
Jepang berada di kawasan beriklim sedang dengan dengan pembagian empat musim yang jelas. Walaupun demikian, terdapat perbedaan iklim yang mencolok antara wilayah bagian utara dan wilayah bagian selatan.[40] Pada musim dingin, Jepang bagian utara seperti Hokkaido mengalami musim salju, namun sebaliknya wilayah Jepang bagian selatan beriklim subtropis. Iklim juga dipengaruhi tiupan angin musim yang bertiup dari benua Asia ke Lautan Pasifik pada musim dingin, dan sebaliknya pada musim panas.
Potensi geografis & geopolitik
Sebagai negara maju di bidang ekonomi,[10] Jepang memiliki produk domestik bruto terbesar nomor dua setelah Amerika Serikat, dan masuk dalam urutan tiga besar dalam keseimbangan kemampuan berbelanja. Jepang adalah anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, G8, OECD, dan APEC. Jepang memiliki kekuatan militer yang memadai lengkap dengan sistem pertahanan moderen seperti AEGIS serta suat armada besar kapal perusak. Dalam perdagangan luar negeri, Jepang berada di peringkat ke-4 negara pengekspor terbesar dan peringkat ke-6 negara pengimpor terbesar di dunia. Sebagai negara maju, penduduk Jepang memiliki standar hidup yang tinggi (peringkat ke-8 dalam Indeks Pembangunan Manusia) dan angka harapan hidup tertinggi di dunia menurut perkiraan PBB.[11] Dalam bidang teknologi, Jepang adalah negara maju di bidang telekomunikasi, permesinan, dan robotika.


Sumber: - Allah
-wikipedia bahasa Indonesia

Wednesday, March 2, 2011

War

?????????????????????????????????????

Sunday, February 6, 2011

“Qodlo”dan “Qodar”? kaya yg Rumit, Padahal simple…

Assalamu’alaikum. Kawanku,kalian pasti sering mendengar kata “qodlo dan qodar”.kebanyakan dari kaum muslimin sekarang ini ada yg salah memahami,bingung,Bahkan,tak mau tahu apa itu Qodlo dan Qodar.maka dari itu dalam tulisan ini,saya akan membahas tentang definisi dan makna qodlo dan qodar itu sendiri.yg akan di bahas secara simpel ‘n kagak pake ribet.Mulai dari definisi,Maknanya seperti apa,dan penggunaanya pun kayak gimana,pokoknya baca deh ampe selesai……

1. definisi

apa sih definisi Qodho dan Qodar? Sebenarnya definisi dari keduanya sama,” Qodho:ketetapan sedangkan Qodar:ketentuan yg berkaitan dengan Khasiat”. Sebenarnya,ketika zaman para sahabat dulu,ummat islam tidak memikirkan tentang hal ini,karna pada saat itu mereka melakukan suatu perbuatan di dasari oleh Hukum Syara. Tetapi sejak dunia barat mulai berkembang,dan kaum muslimin saat itu jadi terpengaruh oleh filsafat dan kaum muslimin mulai banyak melakukan kesalah fahaman tentang makna Qodlo dan Qodar.



2. Makna

Sebenernya Qodlo dan Qodar itu mudah lho, cumankebanyakan orang Bingung antara mana”Area yg Menguasai manusia” dan mana ”area yg dikuasai manusia”. Sebenarnya manusia itu sendiri mempunyai ke2area itu tersebut.

Area Pertama,saya membahas “area yg menguasai manusia”. Area ini berada dibawah kekuasaan alloh SWT. dalam hal ini terjadi perbuatan/ kejadian yg tidak ada campurtangan manusia sedikitpun, baik dari dirinya sendiri atau yg menimpa dirinya.disini Manusia hanya diminta beriman dan menerima dengan pasrah.

Kejadian-kejadian Dalam area ini dibagi dua:

Nizhomul wujud(sunatulloh)

Disini manusia terpaksa diatur dan tidak bebas memilih. Contoh,manusia datang dan meninggalkan dunia ini tanpa kemauannya,airlaut rasanya asin,air mengalir dari daerah yg tinggi ke tempat yg rendah. Manusia harus berjalan sesuai dengan ketentuannya sebab manusia berjalan bersama alam semesta dan kehidupan.sesuai dengan mekanisme tertentu yg tidak bisa dilanggarnya.

tak ditentukan nizhomul wujud

walaupun tak ditentukan nizhomul wujud, namun tetap berada di luar kekuasaan manusia,yaitu kejadian atau perbuatan yg berasal dari manusia atau yg menimpanya,dan manusia sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk menolak. Misalnya orang yg menembak burung tapi secara tidak sengaja tembakannya meleset hingga mengenai orang lain hingga tewas.Semua kejadian yg berasal dari manusia,maupun yg menimpanya,tetapi tetap terjadi tanpa kehendak manusia dan berada diluar kekuasaannya.

Area kedua, ini yaitu Area yg dikuasai manusia. Nah disini manusia bisa memilih sesuatu yg ia lakukan. Semua kejadian/perbuatan yg muncul berada dalam lingkup pilihannya sendiri. Sebenarnya,di area kedua ini materinya hanya simpel ajah,yaitu manusia boleh memilih apa yg ia kerjakan. Bisa Sesuai dengan syari’at,atau melanggar Syari’at? Itu pilihan anda. Tetapi disini manusia akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yg ia lakukan di akherat nanti.



Qodar yaitu ketentuan khasiat. Khasiat juga dibagi 2 yaitu khasiat benda dan khasiat insan.biar saya jelaskan dengan singkat(semoga jelas).

Khasiat benda

disini semuanya terjadi dari benda menimpa benda. Contohnya pada pisau terdapat khasiat memotong.nah, ini bisa digunakan untuk memotong sayuran,buah-buahan.atau untuk yg bermanfaat, tapi pisau juga bisa dipakai untuk membunuh manusia,atau untuk suatu kejahatan. khasiat insan

khasiat insan ini tidak bisa dikehendaki manusia,dalam kata lain ini sudah menjadi ketentuan alloh. Khasiat insan ini ada 2. Yaitu Ghorizah(naluri) dan Hajatul udhowiyah(kebutuhan jasmani)

perbedaannya, klo ghorizah jka tidak terpenuhi, maka akan menimbulkan kegelisahan saja. Tetapi hajatul udhowiyah bisa menghantarkan kepada kematian.

Nah, Intinya sih khasiat itu sudah ketentuan alloh,tapi penggunaan/penyalurannya dikuasai manusia.manusia bisa memilih menyalurkan khasiat itu dengan cara yg sesuai dengan Syari’at atau Tidak? Pilihanya Cuma 2 kok, Takwa atau Durhaka. Itu pilihan anda….

__Wallahu a’lam bi ash-shawab___

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites